AGAMA DAN BUDAYA
APAKAH AGAMA ITU
KEBUDAYAAN???
Kebudayaan adalah keseluruhan
kemampuan (pikiran, kata, dan tindakan) manusia yang digunakan untuk memahami
serta berinteraksi dengan lingkungan dan sesuai sikonnya. Kebudayaan berkembang
sesuai karena adanya adaptasi dengan lingkungan hidup dan kehidupan serta sikon
manusia berada. kebudayaan, manusia pada komunitasnya, dalam interaksinya
mempunyai norma, nilai, serta kebiasaan turun temurun yang disebut tradisi.
Tradisi biasanya dipertahankan apa adanya; namun kadangkala mengalami sedikit
modifikasi akibat pengaruh luar ke dalam komunitas yang menjalankan tradisi
tersebut. Misalnya pengaruh agama-agama ke dalam komunitas budaya (dan tradisi)
tertentu; banyak unsur-unsur kebudayaan (misalnya puisi-puisi, bahasa,
nyanyian, tarian, seni lukis dan ukir) di isi formula keagamaan sehingga
menghasilkan paduan atau sinkretis antara agama dan kebudayaan.
Beberapa sikap antara agama dan budaya:
1. Sikap
Radikal: Agama menentang Kebudayaan. Ini merupakan sikap radikal dan ekslusif,
menekankan pertantangan antara Agama dan Kebudayaan. Menurut pandangan ini,
semua sikon masyarakat berlawanan dengan keinginan dan kehendak Agama. Oleh
sebab itu, manusia harus memilih Agama atau Kebudayaan, karena
seseorang tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.
- Sikap Akomodasi: Agama Milik Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan keselarasan antara Agama dan kebudayaan. Sehingga kebudayaan memiliki unsur agama untuk tetap berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits.
- Sikap Perpaduan: Agama di atas Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan adanya suatu keterikatan antara Agama dan kebudayaan. Hidup dan kehidupan manusia harus terarah pada tujuan ilahi dan insani; manusia harus mempunyai dua tujuan sekaligus.
4. Sikap
Pambaharuan: Agama Memperbaharui Kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa Agama
harus memperbaharui masyarakat dan segala sesuatu yang bertalian di dalamnya.
Hal itu bukan bermakna memperbaiki dan membuat pengertian kebudayaan yang baru;
melainkan memperbaharui hasil kebudayaan. Oleh sebab itu, jika umat beragama
mau mempraktekkan unsur-unsur budaya, maka perlu memperbaikinya
agar tidak bertantangan ajaran-ajaran Agama.
Contoh Study Kasus di Papua
Tahun
2008 Di Papua ada konflik antar agama dan golongan, karena hubungan antara
muslim dan kristen di kawasan itu makin tegang. Kita lihat tiba-tiba tumbuh di
tanah Papua ini berbagai kelompok pengajian yang eksklusif kemudian ada juga
gereja-gereja seperti di Sorong ada gereja yang sangat mewah dan tidak banyak
masyarakat Papua yang masuk di situ. Kemudian juga ada pesantren-pesantren yang
tiba-tiba bermunculan bahkan banyak dipertanyakan. Kenapa ada pesantren di
komunitas yang non muslim. Juga organisasi seperti Hizbut Tahrir, kemudian juga
ada kelompok-kelompok Salafi dan lain-lain. Itu sangat jelas sekali di Sorong,
di daerah-daerah seperti Manokwari juga di Fak-Fak, di Kaimana dan Jayapura.
Menurut
saya kurang adanya rasa saling menghormati antar agama sehingga terjadi konflik
antar agama. Selain itu karena adanya ingin menguasai daerah tersebut. Orang
papua merasa itu adalah tanah milik orang papua sehingga tidak boleh ada yang
menggunakannya. Menurut saya hendaklah kita saling menghargai antar umat
beragama, jika kita menghargai maka agama atau umat lain juga akan menghargai
kita, agar tidak berujung pada pertikaian.
Kesimpulan:
Kebudayaan bukan agama,
karena agama berasala dari keyakinan (iman) sedangkan budaya berasal dari
manusia yang secara turun temurun dari nenek moyang.
Komentar
Posting Komentar