MODEL PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK



1.      KONSEP MODEL PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK

Model Pembelajaran Behavioristik memiliki 2 konsep utama yaitu model pembelajaran direct instruction dan model pembelajran masteri learning. 

a)      Model Pembelajran Direct Instruction
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep dan/atau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: (1) transformasi dan ketrampilan secara langsung; (2) pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu; (3) materi pembelajaran yang telah terstuktur; (4) lingkungan belajar yang telah terstruktur; dan (5) distruktur oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder,  gambar,  peragaan, dan sebaganya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural (yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu) atau pengetahuan deklaratif, (yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi). Kritik terhadap penggunaan model ini antara lain bahwa model ini tidak dapat digunakan setiap waktu dan tidak untuk semua tujuan pembelajaran dan semua siswa.
Di lain pihak, Slavin (2003) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung, yaitu sebagai berikut.
  • Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
  • Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
  • Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
  • Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
  • Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
  • Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
  • Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.
3. Pada situasi apa Pembelajaran Langsung dapat digunakan?
Beberapa situasi yang memungkinkan model pembelajaran langsung cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran:
  • Ketika guru ingin mengenalkan suatu bidang pembelajaran yang baru dan memberikan garis besar pelajaran dengan mendefinisikan konsep-konsep kunci dan menunjukkan keterkaitan di antara konsep-konsep tersebut.
  • Ketika guru ingin mengajari siswa suatu keterampilan atau prosedur yang memiliki struktur yang jelas dan pasti.
  • Ketika guru ingin memastikan bahwa siswa telah menguasai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, misalnya penyelesaian masalah (problem solving).
  • Ketika guru ingin menunjukkan sikap dan pendekatan-pedekatan intelektual (misalnya menunjukkan bahwa suatu argumen harus didukung oleh bukti-bukti, atau bahwa suatu penjelajahan ide tidak selalu berujung pada jawaban yang logis)
  • Ketika subjek pembelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan dengan pola penjelasan, pemodelan, pertanyaan, dan penerapan.
4. Kelebihan  dan Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung
Kelebihan model pembelajaran langsung:
  • Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
  • Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  • Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  • Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
Keterbatasan Model Pembelajaran Langsung:
  • Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
  • Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
  • Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  • Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
b)     Model Pembelajaran Mastery Learning

Menurut Pusat Perkembangan Kurikulum (2001) menyatakan pembelajaran Masteri suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran untuk memastikan semua murid menguasai hasil pembelajaran yang dihasilkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum berpindah ke unit pembelajaran yang seterusnya. Pendekatan ini memerlukan peruntukan masa yang mencukupi serta proses pengajaran dan pembelajaran yang berkualiti.
A.    KONSEP PEMBELAJARAN MASTERI

Pembelajaran Masteri merupakan suatu pendekatan pengajaran dan pembelajaran bagi memastikan semua murid menguasai hasil pembelajaran yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum ke unit pembelajaran seterusnya. Pendekatan ini memerlukan proses pengajaran dan pembelajaran yang terancang dan berkualiti serta memberi fokus kepada masa pembelajaran yang diperlukan. Dalam proses melaksanakan pembelajaran masteri, cabaran utamanya ialah menyediakan masa yang mencukupi untuk mengatur strategi-strategi pembelajaran untuk memastikan semua pelajar akan mencapai keupayaan yang sama
B.     TUJUAN PEMBELAJARAN MASTERI

Tujuan Pembelajaran Masteri adalah untuk memastikan semua pelajar mencapai objektif pelajaran dan membolehkan masa yang mencukupi untuk setiap pelajar mencapainya.
Pembelajaran masteri perlu dilaksanakan kerana guru perlu mengetahui bahawa murid mempunyai kebolehan dan keperluan yang berbeza antara satu sama lain seperti kebolehan membaca dan kebolehan menulis. Seterusnya, murid memerlukan pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang sesuai dan berkesan. Ini disebabkan oleh kebolehan setiap murid untuk memahami sesuatu pembelajaran berbeza seperti sesetengah murid mudah memahami pembelajaran melalui aktiviti nyanyian. Akhirnya, murid mesti menguasai pengetahuan, kemahiran dan sikap yang diajarkan. Perkara ini untuk memastikan tiada murid yang tercicir dalam pengajaran dan pembelajaran.
C.     PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
- Semua murid normal boleh menguasai semua yang diajarkan oleh guru.
- Pembelajaran dipecahkan kepada unit-unit kecil, pengetahuan disusun daripada mudah
kepada yang sukar supaya boleh difahami murid.
- Masa harus mencukupi dan fleksibel untuk semua murid mencapai hasil pembelajaran yang ditentukan.
- Guru berkeyakinan semua pelajar berbeda dalam menguasai pembelajaran maka guru perlu mendorong pelajar   untuk menguasai sesuatu yang diajar.
- Guru harus merancang dan mempelbagaikan kaedah mengajar dan mengambil kira gaya pembelajaran pelajar.
- Guru digalakkan untuk mempelbagaikan kaedah dan aktiviti supaya pelajar dapat menguasai sesuatu dalam masa yang singkat.
- Arahan pengajaran dan pembelajaran bagi setiap unit pembelajaran mestilah jelas.
D.    MODEL PEMBELAJARAN MASTERI


·         Penentuan Hasil Pembelajaran
Hasil Pembelajaran merupakan objektif pembelajaran yang perlu dikuasai oleh murid pada akhir sesuatu unit pembelajaran. Hasil Pembelajaran perlu ditentukan untuk mengenal pasti apa yang perlu dikuasai oleh murid dan memberi tumpuan dalam penguasaan hasil pembelajaran. Selain itu, merancang pelbagai kaedah dan bahan bantu belajar. Ia juga dapat membantu guru untuk membina ujian formatif dan sumatif. Hasil pembelajaran dinyatakan berdasarkan Sukatan Pelajaran dalam, bentuk tingkah laku yang boleh diperhatikan dan diukur. Dinyatakan secara eksplisit, jelas dan terperinci. Selain itu, di  dalam domain kognitif, afektif dan psikomotor. Mengikut aras pembelajaran dari mudah ke sukar.
·         Pengajaran dan Pembelajaran
Semasa merancang aktiviti pengajaran dan pembelajaran guru mesti mengambil kira perkara seperti kebolehan dan keupayaan murid berbeza-beza. Sahsiah seseorang murid mempengaruhi gaya pembelajaran. Justeru, guru perlu mengenal pasti sahsiah murid bagi merancang kaedah dan bahan pengajaran dan pembelajaran bagi mencapai hasil pembelajaran yang ditetapkan.Guru mestilah membuat kepelbagaian kaedah pengajaran dan pembelajaran. Seterusnya mengambilkira kemudahan yang sedia ada dan juga masa yang diperuntukkan untuk mengajar.Terdapat dua pendekatan yang boleh digunakan oleh guru iaitu pendekatan berpusatkan guru dan pendekatan berpusatkan murid. Pendekatan berpusatkan guru menggunakan kaedah penerangan, penjelasan, bercerita, huraian, memberi nota, syarahan dan demonstrasi. Pendekatan berpusatkan murid pula boleh menggunakan kaedah  bercerita, bacaan, latih tubi, pembelajaran akses kendiri, inkuiri penemuan, soal jawab, main peranan, demonstrasi, penyelesaian masalah, sumbang saran, projek, pembelajaran koperatif dan amali.
·         Penilaian
Penilaian adalah suatu proses untuk mengesan perkembangan, kebolehan, keupayaan dan pencapaian murid. Penilaian juga adalah sebahagian daripada proses pengajaran dan pembelajaran yang dijalankan secara berterusan. Penilaian dalam Pembelajaran Masteri perlu dirancang, dibina, dikendali dan ditadbir oleh guru. Penilaian ini berbentuk formatif dan sumatif yang berasaskan Ujian Rujukan Kriteria. Kedua-dua penilaian ini bersifat diagnostik. Penilaian mestilah berdasarkan kepada Hasil Pembelajaran yang telah ditetapkan.Penilaian dalam Pembelajaran Masteri bertujuan untuk mengesan pencapaian murid, mengenal pasti murid yang cerdas, sederhana dan lemah, mengenal pasti sama ada Hasil Pembelajaran sudah atau belum dikuasai, mengenal pasti sebab kelemahan murid dalam sesuatu unit pembelajaran, menentukan aktiviti pemulihan dan pengayaan yang perlu dijalankan, menentukan keberkesanan kaedah, bahan atau aktiviti pengajaran dan pembelajaran. Penilaian Pembelajaran Masteri boleh dijalankan
mengikut masa yang difikirkan sesuai seperti semasa pengajaran dan pembelajaran, selepas sesuatu unit pembelajaran atau selepas tempoh tertentu seperti mingguan,
bulanan, pertengahan tahun dan akhir tahun.
·         Tindakan Susulan
Tindakan susulan dalam Pembelajaran Masteri dijalankan setelah kelemahan dan kekuatan pembelajaran murid dikenal pasti. Tindakan susulan ini bertujuan untuk memastikan kelemahan murid tidak terhimpun sehingga terjejas pembelajaran seterusnya. Seterusnya dapat memperkukuh dan mempertingkatkan pengetahuan, kemahiran dan nilai yang telah dikuasai. Tindakan susulan boleh dilakukan melalui aktiviti pemulihan dan pengayaan (pengukuhan dan pengembangan).
·         Aktiviti Pemulihan
Aktiviti pemulihan merupakan aktiviti yang dirancang untuk membantu murid yang belum melepasi aras masteri. Pemulihan dijalankan untuk memperbaiki kelemahan pembelajaran yang telah dikenal pasti. Pengajaran dan pembelajaran diubah suai dan dipelbagaikan mengikut tahap kebolehan dan keupayaan murid. Contoh aktiviti pemulihan yang boleh dijalankan adalah mengajar semula menggunakan kaedah atau bahan yang lain, membetulkan perlakuan yang salah, mengajar cara yang memudahkan untuk mengingat semula, menggunakan bahan visual, mempermudah dan mempelbagaikan latihan, menjalankan latih tubi, menggalakkan pembelajaran melalui rakan sebaya memotivasikan murid untuk belajar lebih bersungguh-sungguh, membimbing murid menyusun maklumat dalam bentuk ringkas seperti rajah, carta atau peta minda dan melatih murid mengenal pasti idea utama.
·         Aktiviti Pengayaan
Aktiviti pengayaan dijalankan untuk murid yang telah menguasai aras masteri. Aktiviti pengayaan dirancang untuk memberi peluang kepada murid menjalani aktiviti
pembelajaran yang lebih mencabar dan menarik, memperluas pengalaman dan memperkukuh kefahaman murid, menambahkan sifat ingin tahu dan meningkatkan
kemahiran berfikir dan meningkatkan semangat berdikari dalam pembelajaran. Terdapat dua aktiviti pengayaan iaitu, pengukuhan dan pengembangan.
·         Aktiviti Pengukuhan
Aktiviti pengukuhan bertujuan untuk memantapkan pengetahuan dan kemahiran yang telah dikuasai oleh murid dalam unit pembelajaran yang sama. Contoh aktiviti pengukuhan yang boleh dijalankan adalah seperti memberi latihan yang lebih mencabar, memberi banyak latihan dalam pelbagai bentuk, melatih murid menyampaikan maklumat dalam pelbagai bentuk grafik seperti peta minda, carta
organisasi dan rajah, melatih murid membuat nota, menjalankan latih tubi, melatih murid mengenal pasti idea utama dan mengakses maklumat dari laman web.
·         Aktiviti Pengembangan
Aktiviti pengembangan bertujuan untuk mempertingkatkan pengetahuan dan kemahiran murid dalam unit pembelajaran yang sama. Aktiviti pengembangan ini lebih mencabar dan boleh dijalankan oleh murid secara terarah kendiri. Contoh aktiviti pengembangan adalah membuat projek, membuat tugasan dan membuat kajian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pihak yang terlibat dalam Pengembangan Kurikulum

strategi marketing mix " Cappucino Cincau"

CONTOH JOBS DESCRIPTION KEPANITIAN