Resensi Perahu Kertas
Judul Buku : Perahu Kertas
Penulis : Dewi “Dee” Lestari
Tanggal Terbit : Agustus - 2009
Penerbit : Bentang Pustaka
Tebal : 444 hal
Kugy adalah gadis mungil yang hobi berkhayal. Dia
sangat suka menulis dongeng yang bagi orang lain merupakan hobi yang
tak lazim. Belum lagi kegemarannya menulis surat kepada Dewa Neptunus.
Surat tersebut dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan di sungai
atau laut. Kugy menganggap dirinya adalah seorang agen Neptunus. Keenan
digambarkan sebagai sosok yang cerdas. Kesukaannya dibidang melukis
tidak mendapat restu dari ayahnya. Dia justru diarahkan ke bidang bisnis
untuk meneruskan perusahaan ayahnya. Perahu
Kertas bukan hanya menceritakan kisah cinta yang simple antara Kugy dan
Kennan tetapi kisah cinta yang detail dan terlalu rumit. Mungkin
terlihat sederhana sekali dengan cerita mereka, kisah antara Kugy dan
Kennan yang berawal dari pertemanan mereka disaat harus belajar di
Bandung. Dimana pertemuan mereka berawal disaat Noni yang merupakan
sahabat Kugy harus nemani sang pacar yang bernama Eko untuk menjemput
sepupunya yang sudah lama tidak bertemu, dan bernama Kennan.
Dan
pertemuan tidak sampai disitu saja, berlanjut dengan hobi mereka yang
keren, nonton bioskop midnight, sehingga seperti double date, antara
Noni - Eko dan Kugy-Kennan. Disaat persahabatan antara Kugy dan kennan
yang semakin dekat, Kugy sudah mulai berani untuk menceritakan bahwa dia
memiliki hobi membuat cerita dongeng dan juga Kennan yang melukiskan
semua kisah dari cerita dongeng ciptaan Kugy.
Konflik
mulai muncul disaat Noni yang berencana untuk menjodohkan Kennan dengan
seorang cewek cantik yang merupakan sepupunya bernama Wanda. Sehingga
membuat hubungan antara Kennan dan Kugy menjadi semakin jauh. Kugy pun
berencana untuk menjauh dari semua yang terjadi, dan juga ingin menjauh
dari seorang yang bernama Kennan tetapi akhirnya Kugy mengerti bahwa dia
sebenarnya sudah mulai menyukai Kennan. Kennan yang harus putus dengan
Wandapun dan sudah merasakan kehancuran yang terjadi didalam dirinya dan
merasa terusir dari keluarganya sendiri, memilih untuk pergi ke Bali,
Ubud bertemu dengan Pak Wayan yang juga hobi melukis, sehingga keinginan
Kennan untuk tetap menjadi seorang pelukis semakin ingin diraihnya.
Selama Kennan berada dibali, dia selalu teringat dengan Kugy, begitu
juga dengan Kugy. Cerita semakin rumit, disaat Kennan yang akhirnya
meninggalkan cintanya dan memilih Luhde, keponakan Pak Wayan sedangkan
Kugy yang merasakah bahwa pangeran dongengnya tidak akan ada didunia
ini, lebih memilih Remi.
Cerita
dari Perahu Kertas ini sudah membuat aku tersenyum, menangis, kesal
dengan semua konflik yang terjadi didalamnya. Cerita didalamnya terasa
begitu mengalir. Untuk yang hoby baca novel romantis. Cinta yang terlalu
rumit dan detail membuat kita terhanyut dan seperti merasakan bagaimana
perasaan antara Kugy dan Kennan. Selain itu endingnya cukup membuat
kita tersenyum.
Ada
banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Semangat,
perjuangan, impian, kejujuran, dan kerja keras adalah hal yang tak
terlewatkan. Novel ini juga bergenre popular, khas gaya tutur anak muda
perkotaan, terutama pada dialog-dialog tokohnya.
Komentar
Posting Komentar