ORGANISASI
BAB VII
BEBERAPA PERTIMBANGAN
ORGANISASIONAL
Institusi
yang sukses menuju masa depan adalah institusi yang responsif dan berubah
sesuai dengan tuntutan dunia sekitarnya.
Teori Siklus Kehidupan Institusi
Kehidupan
institusi atau siklus perkembangan mempunyai empat tahapan pokok, yaitu
formasi, pertumbuhan, maturitas, dan terakhir adalah tahapan yang dapat membawa
institusi pada penurunan dan kejatuhan atau pada pembaharuan dan revitalisasi.
Siklus kehidupan institusi lembaga pendidikan yang tidak menentu menuntut
institusi terkait untuk berubah, beradaptasi, dan sefleksibel mungkin. Maka
dari itu, TQM dengan segenap perencanaan setrategis jangka panjangnya dan
keterlibatan karyawannya dalam upaya peningkatan yang berkesinambungan,
mengandung makna tersendiri dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam setiap
tahapan.
Fase-fase
perkembangan institusi
I.
Fase
pertama dalam siklus tersebut adalah kelahiran dan formasi institusi.
Institusi yang baru didirikan membutuhkan strategi untuk memperoleh pengakuan
dan dukungan. Fase pertama harus
menemukan bentuknya di pasaran dan menemukan pelanggannya. Selain itu, fase ini
juga disebut fase kewirausahaan karena fase ini harus memiliki visi dan usaha
yang kuat dengan segala resiko yang ditanggungnya.
II.
Fase
kedua yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dalam fase tersebut ia akan
menghadapi tantangan-tantangan baru. Dalam fase ini sebuah institusi harus
yakin dan optimis bahwa ia bisa terus berkembang. Masalah yang dihadapi dalam
fase pertumbuhan ini adalah bagaimana mengatasi tuntutan peningkatan layanan.
Bahaya atau ancaman yang harus diwaspadai, yaitu ketika fase pertumbuhan ini
membutuhkan aturan-aturan dan prosedur-prosedur maka ia akan terjebak ke dalam
prosedur birokrasi, yang akan melumpuhkan visi dan misi organisasi yang
sebenarnya.
III.
Fase
ketiga adalah maturitas (kematangan). Fase ini merupakan fase yang potensial
dan berbahaya dalam perkembangan. Fase adalah tahap dimana beberapa institusi
pendidikan menemukan dirinya sendiri. Ini akan menjadi fase yang dinamis jika
pengalaman institusi dapat dipergunakan untuk pengembangan selanjutnya.
Memelihara dinamisme dan bakat kewirausahaan merupakan hal yang penting ketika
terjadi perubahan cepat dalam lingkungan eksternal
IV.
Fase
keempat yaitu revitalisasi/ pembaharuan,
dalam siklus kehidupan organisasi, penurunan dan kehancuran organisi tidak
dapat dihindari, namun proses revitalisasi secara periodik harus dilakukan dan
diuji secara terus menerus.
Organisasi-organisasi Tradisional dan TQM
Institusi-institusi
yang menggunakan metode tradisional
semakin kesulitan dalam mengatasi tekanan perubahan. Institusi tradisional
semacam itu biasanya ditandai dengan kendala-kendala deparmental, hirarki yang
berlebihan, prosedur yang terlalu kaku.
Akan tetapi, TQM mempunyai karakteristik mutu yang integral dalam struktur dan memandang bahwa mutu memerlukan keterlibatan setiap orang serta membutuhkan kontribusi mereka untuk terus meningkatkan mutu. Gerakan mutu harus dimulai dari atas dan proses mutu harus secara konstan dipelihara dan selalu diperkuat. Kepemimpinan adalah kuncinya, maka dari itu ia harus diperhatikan dan dipejari dan sebuah institusi harus memperlihatkan sisi-sisi kompetitifnya.
Bentuk dan Struktur yang Ramping dan Simpel
Bentuk organisasi yang baik dan tepat adalah simpel, ramping, dan mampu membangun teamwork yang kuat di sekitarnya. Hirarki yang tinggi dengan pola manajemen yang eksesif dapat memunculkan kesulitan dalam kelas, sehingga staf tidak dapat menjalankan pekerjaannya secara efektif. Dalam konsepnya, TQM menekankan kerja tim. Pengembangan dan penguatan kerja tim, yang merupakan keistimewaan TQM, dapat meringankan fungsi scheduling dan monitoring manajer menengah (middle-management). Dalam jabatannya, middle management menjadi pemimpin dan pengendali mutu, dan berperan untuk mendorong tim dan membantu perkembangan mereka.
Kerja
tim harus diatur secara simpel dengan sistem manajemen yang efektif. Tim harus
memahami visi dan kebijakan lembaga. Ini adalah salah satu alasan kenapa visi
dan kepemimpinan sangat ditekankan dalam TQM. Di bawah TQM, struktur mengikuti
proses, dan berikut adalah beberapa hal penting yang diperlukan oleh organisasi
mutu:
·
Organisasi, dalam perspektif TQM,
·
Pengarahan vertikal
·
Pengarahan horizontal
·
Satu komando pada setiap proses
Reorganisasi struktural bukanlah
syarat TQM. Reorganisasi dapat bermanfaat bagi proses peningkatan mutu, namun
tidak menutup kemungkinan bahwa itu juga dapat menyelewengkan peningkatan mutu
pada keletihan lembaga. Hal ini sangat sensitif, dan perubahan struktural yang
dilakukan bisa mengakibatkan keluar dari proses peningkatan mutu. Dalam tahap
awal pelaksanaan program TQM, sebaiknya restrukturisasi organisasi dihindari.
Komentar
Posting Komentar