KURIKULUM
Pengertian Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani,
yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Jadi
istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di
Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari
dari garis start sampai garis finish.(Hasan Langgulung, 1986:176).
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan
manhaj al-dirasah, yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia pada
berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah)
dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan
oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Secara terminologis, para ahli telah banyak mendefenisikan
kurikulum di antaranya:
a. Zakiah Daradjat berpendapat bahwa kurikulum sebagai suatu
program yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk
mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu. (Zakiah Daradjat, 1992:121).
b. Addamardasyi Sarhan dan Munir Kamil, sebagaimana dikutip
al-Syaibani mengatakan bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan,
kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi
murid-muridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolong untuk
berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai
dengan tujuan pendidikan. (Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, 1979: 485)
c. S. Nasution menyatakan ada beberapa penafsiran lain
tentang kurikulum. Diantaranya; pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai
hasil pengembangan kurikulum), kedua, kurikulum sebagai program (alat yang
dilakukan sekolah untuk mencapai tujuan), ketiga,kurikulum sebagai hal-hal yang
diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan
keempat, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa. (S. Nasution, 1994: 5-9)
Dari beberapa definisi di atas dapat kita pahami, ada
pandangan yang menyatakan bahwa kurikulum hanya berisi rencana pelajaran di
sekolah, ini karena mereka membedakan antara kegiatan kurikuler, kokurikuler
dan ekstrakurikuler. Ada juga yang berpandangan bahwa kurikulum lebih dari
sekedar rencana pelajaran tapi semua yang secara nyata terjadi dalam proses
pendidikan di sekolah atau semua pengalaman belajar itulah kurikulum.
Menurut Mahmud Junus, berdasarkan Qur’an dan Hadis dapat
diambil pengertian bahwa ada 3 (tiga) aspek kepribadian manusia yang harus
dididik, yaitu: 1. Aspek jasmani, 2. Aspek akal, 3. Aspek rohani. )Ahmad
Tafsir, 2007: 56(
Al-Syaibani dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam
menetapkan bahwasanya ada 4 (empat) dasar pokok dalam kurikulum pendidikan
Islam, yaitu dasar religi, dasar falsafah, dasar psikologis, dan dasar
sosiologis, serta Abdul Mujib dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menambahkan
dengan dasar organisatoris. (Abdul Mujib, 2006:124)
C. Hadis- Hadis Tentang Kurikulum Pendidikan
Hasil penelusuran penulis dalam kitab hadis, tidak ada
ditemukan kata khusus seperti manhaj al-dirasah sebagai kata yang menunjukkan
kurikulum, karenanya penulis mencoba memahami kurikulum berdasarkan matan Hadis
yang bermuatan konsep kurikulum baik secara mantuq maupun mafhum.
1. Ilmu agama dan Al-Qur’an
حَدَّثَنَاحَسَنُبْنُمُوسَىحَدَّثَنَازُهَيْرٌأَبُوخَيْثَمَةَعَنْعَبْدِاللَّهِبْنِعُثْمَانَبْنِخُثَيْمٍعَنْسَعِيدِبْنِجُبَيْرٍعَنِابْنِعَبَّاسٍأَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَوَضَعَيَدَهُعَلَىكَتِفِيأَوْعَلَىمَنْكِبِيشَكَّسَعِيدٌثُمَّقَالَاللَّهُمَّفَقِّهْهُفِيالدِّينِوَعَلِّمْهُالتَّأْوِيلَ
تعليقشعيبالأرنؤوط
: إسنادهقويعلىشرطمسلم
Artinya:Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Rasulullah SAW
meletakkan tanggannya pada punggung Ibnu ‘Abbas atau pundaknya, – perawi Hadis
ini, Said ragu- kemudian Rasulullah SAW berdo’a: Ya Allah berikanlah kepadanya
pemahaman yang mendalam tentang agama dan ajarilah dia takwil (al-Qur’an).
(Ahmad ibn Hanbal Abu Abdullah al-Syiyabaani, tt: 266).
Ibnu ‘Abbas mengatakan bahwa Rasulullah SAW wafat, sedang
usia Ibnu ‘Abbas memasuki 10 (sepuluh) tahun dan dia telah mempelajari
ayat-ayat muhkam. Ibnu ‘Abbas telah mengatakan pula kepada Sa’id bin Jubair
(muridnya): “aku telah menghimpun semua ayat-ayat muhkam pada masa Rasulullah
SAW. Said bertanya kepadanya: “Apakah ayat-ayat muhkam itu? Ibnu ‘Abbas
menjawab: “Surat-surat yang mufashal (yang pendek-pendek).
Ibnu Katsir ra telah mengatakan bahwa dengan interpretasi
apapun makna hadis ini menunjukkan kebolehan mengajari anak-anak untuk membaca
al-Qur’an meskipun dalam usia dini, bahkan adakalanya disunnahkan atau
diwajibkan. (Jamaal ‘Abdur Rahman, 2005:392)
Selain itu al-Qur’an sendiri merupakan materi pertama yang
harus diajarkan kepada siswa. Rasulullah SAW telah bersabda:
حَدَّثَنَاحَجَّاجُبْنُمِنْهَالٍحَدَّثَنَاشُعْبَةُقَالَأَخْبَرَنِيعَلْقَمَةُبْنُمَرْثَدٍسَمِعْتُسَعْدَبْنَعُبَيْدَةَعَنْأَبِيعَبْدِالرَّحْمَنِالسُّلَمِيِّعَنْعُثْمَانَرَضِيَاللَّهُعَنْهُعَنْالنَّبِيِّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَخَيْرُكُمْمَنْتَعَلَّمَالْقُرْآنَوَعَلَّمَهُقَالَوَأَقْرَأَأَبُوعَبْدِالرَّحْمَنِفِيإِمْرَةِعُثْمَانَحَتَّىكَانَالْحَجَّاجُقَالَوَذَاكَالَّذِيأَقْعَدَنِيمَقْعَدِيهَذَا
Artinya:Telah menceritakan kepada kami hujjaj ibn Minhaal
telah menceritakan syu’bah ia berkata ‘Alqamah ibn mursyid telah mengkhabarkan
kepadaku saya mendengar Said ibn ‘Ubaidah dari ayah Abdurrahman al-silmy dari
‘Usman ra Nabi SAW telah bersabda: “Yang paling baik di antara kamu adalah
orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. (Muhammad bin Ismail Abu
Abdillah al-Bukhari,1987:1919)
2. Shalat
Rasulullah SAW telah bersabda:
حدثنامؤملبنهشاميعنياليشكريثناإسماعيلعنسوارأبيحمزةقالأبوداودوهوسواربنداودأبوحمزةالمزنيالصيرفيعنعمروبنشعيبعنأبيهعنجدهقال
: قالرسولاللهصلىاللهعليهوسلم
“مرواأولادكمبالصلاةوهمأبناءسبعسنينواضربوهمعليهاوهمأبناءعشرسنينوفرقوابينهمفيالمضاجع
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muammal ibn Hisyam
yaitu al-Yasykariy telah bercerita Isma’il dari Sawwar Abi Hamzah telah berkata
Abu Dawud dan dia Sawwar ibn Daud Abu Hamzah al-Mazni as-Shirafi dari ‘Umar ibn
Syu’aib dari ayahnya dari neneknya telah berkata: Bersabda rasulullah SAW”
Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika berumur 7 (tujuh) tahun, dan
pukullah mereka jika tidak mau melaksanakan shalat, dan pisahkan tempat tidur
mereka (putra dan putri)”. (H.R. Abu Dawud) (Sulaiman ibn al-Asy’as Abu Daud
al-sajastani al-ajdi, tt:187)
Hadis ini tergolong syarif marfu’ dan diriwayatkan melalui
sanad perawi dengan kualitas sahih yang diriwayatkan melalui perawi-perawi
sebagai berikut: Muammal bin Hisyam yaitu al-Yasykariy adalah periwayat yang
tsiqah, Isma’il adalah periwayat yang tergolong tsiqah hafidh, Sawwar ibn Daud
Abu Hamzah adalah periwayat yang tergolong shuduq lahu auham, ‘Umar ibn Syu’aib
periwayat yang tergolong shuduq, ayahnya adalah periwayat yang memiliki tingkat
shuduq, adapun neneknya adalah dari kalangan sahabat yang tidak lagi diragukan
kualitasnya.
Hadis ini menegaskan bahwa, ketika seorang anak menginjak
usia 10 tahun maka instink yang dimilikinya sedang menuju ke arah perkembangan
dan ingin membuktikan eksistensi dirinya. Oleh karena itu, ia harus
diperlakukan secara hati-hati dengan menyangkal semua penyebab kerusakan dan
arah penyimpangan. Caranya antara lain dengan memisahkan tempat tidur mereka
(putra dan putri). (Jamaal ‘Abd al-Rahman, 2005: 263)
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan Mahmud Junus
bahwasanya aspek rohani termasuk dimensi yang harus dijadikan sebagai isi
kurikulum dalam pendidikan melalui perintah shalat pada usia 7 (tujuh) tahun
dan juga bersinggungan dengan dasar psikologis yang ditawarkan al-Syaibani
sebagai dasar pokok dalam kurikulum pendidikan Islam
3. Kesenian
Suatu hari Khalifah Abu Bakar telah menghardik puterinya,
Aisyah, ketika ia menyaksikan dua orang hamba sahaya menyanyi di rumah
Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW bersabda:
حدثناعبيدبناسماعيلقالحدثناأبوأسامةعنهشامعنأبيهعنعائشةرضياللهعنهاقالت:
دخلأبوبكروعنديجاريتينمنجواريالأنصارتغنيانبماتقاولتالأنصاريومبعاثقالتوليستابمغنيتينفقالأبوبكرأمزاميرالشيطانفيبيترسولاللهصلىاللهعليهوسلم؟وذلكفييومعيدفقالرسولاللهصلىاللهعليهوسلم
( ياأبابكرإنلكلقومعيداوهذاعيدنا
Berdasarkan Hadis di atas kita dapat mengetahui bahwa,
kurikulum pendidikan Islam tidak mengabaikan perkembangan bakat seni dan
pertumbuhan rasa keindahan. Malah sebaliknya ia sangat menaruh perhatian kepada
kesenian dan memberinya peluang kajian serta pengalaman yang dapat menolong
perkembangannya. Di samping kajian-kajian kesusasteraan, peluang-peluang untuk
menghafal dan menikmati puisi serta prosa yang baik, pendidikan Islam memberi
tempat yang luas pada kajian-kajian dan pengalaman-pengalaman yang cukup pada
sebagian corak dan bidang seni rupa yang tidak menganggu akidah.
Kalau bukan karena perhatian pendidikan Islam dan kurikulum
kesusasteraan dan seni, tentulah kita tidak mendapati peninggalan sastra dan
kesenian yang ditinggalkan oleh ulama-ulama, sastrawan-sastrawan, dan
seniman-seniman kita terdahulu; yang mengandrungi syair-syair, prosa-prosa
gambar-gambar bukan benda hidup, ukiran-ukiran, perhiasan-perhiasan,
ukiran-ukiran pada kayu, tembaga, tulisan-tulisan al-Quran, dan
permulaan-permulaan surah al-Quran yang sangat indah. Begitu juga bentuk-bentuk
kesenian, dan kajian dan penyelidikan-penyelidikan musik yang paling sempurna.
Tanpa perhatian itu kita tidak akan mendapati ahli seniman-seniman Muslim
terkenal yang mashur pada segala bidang sastra, seni dan musik. (Omar Muhammad
al-Toumy al-Syaibani, 1979 :499)
4. Militer, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Pada masa Madinah, Nabi SAW telah memasukkan materi
kesehatan dan kekuatan jasmani dalam kurikulum pendidikannya. Secara praktis
(amaliah) shalat, wudhu’, mandi, puasa dan haji telah mengandung pendidikan
kesehatan dan kekuatan fisik. Selain itu Nabi juga mengajarkan agar makan dan
minum secara sederhana, tidak berlebihan. Nabi pun mengajak mempelajari cara
berperang. Tentu saja tujuan utamanya untuk persiapan pembelaan diri. Beliau
bersabda:
حَدَّثَنَاقُتَيْبَةُبْنُسَعِيدٍحَدَّثَنَاحَاتِمٌعَنْيَزِيدَبْنِأَبِيعُبَيْدٍعَنْسَلَمَةَبْنِالْأَكْوَعِرَضِيَاللَّهُعَنْهُقَالَمَرَّالنَّبِيُّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَعَلَىنَفَرٍمِنْأَسْلَمَيَنْتَضِلُونَفَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَارْمُوابَنِيإِسْمَاعِيلَفَإِنَّأَبَاكُمْكَانَرَامِيًاارْمُواوَأَنَامَعَبَنِيفُلَانٍقَالَفَأَمْسَكَأَحَدُالْفَرِيقَيْنِبِأَيْدِيهِمْفَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمَالَكُمْلَاتَرْمُونَفَقَالُوايَارَسُولَاللَّهِنَرْمِيوَأَنْتَمَعَهُمْقَالَارْمُواوَأَنَامَعَكُمْكُلِّكُمْ
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Qutaybah ibn Sa’id,
telah bercerita Hatim dari yazid bin Abi ‘Ubaid dari salamah, telah
menceritakan kepada kami samah ra berkata: Pada suatu hari Rasulullah SAW
bersua dengan sekelompok orang dari Bani Aslam yang sedang berlomba memanah,
maka beliau SAW bersabda: Memanahlah kalian, hai bani Ismail, sebab nenek
moyangmu dahulu (Ibrahim As) adalah seorang pemanah.Panahlah dan saya bersama
bani fulan. Maka salah satu kelompok berhenti. Rasul bersabda: kenapa kamu
tidak memanah, maka mereka berkata: wahai Rasulullah SAW kami memamah tapi kamu
memihak kepada mereka, Rasul pun bersabda: Panahlah dan saya bersama kalian
semuanya (Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari, 1987: Kitab Jihad No.
2684)
Berikut juga sebuah anjuran untuk memanfaatkan waktu luang
anak dalam bentuk kegiatan yang berguna. Anak sebaiknya dianjurkan pula untuk
melakukan perlombaan olah raga lainnya, seperti berlari, menunggang kuda dan
berenang. Semua itu dapat menumbuhkan keberanian dan kehandalan dalam jiwa
anak-anak sekaligus menghilangkan sifat pengecut. Sebagaimana Sabdanya:
حدثناأحمدبنيونسثناابنأبيذئبعننافعبنأبينافععنأبيهريرةقال:
قالرسولاللهصلىاللهعليهوسلم
” لاسبقإلافيخفأو [ في ] حافرأونصل.
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad ibn Yunus berbicara
kepada kami Ibn Abi dzi’bi dari naafi’ ibn Abi Naafi’ dari Abi Hurairah ra
berkata: Rasulullah SAW telah bersabda: Tidak ada keunggulan kecuali dalam
menunggang hewan.(Sulaiman ibn al-Asy’as Abu Daud as-syajastani al-Ajdi, Kitab
Jihad no. 2210)
Memang sejarah telah mencatat peperangan sangat banyak
terjadi di zaman pemerintahan Khalifah Umar ibn Khattab (13/634/23/644), dalam
rangka ekspansi Islam. Untuk persiapan ini, maka beliau mengirimkan surat
kepada para gubernur yang memerintahkan para orang tua untuk mengajarkan
anak-anak mereka keterampilan berenang, kepandaian menunggang kuda, dan belajar
melempar panah. (Abu al-Abbas Muhammad ibn Yaziz al-Mubarrid, tt:180)
Dengan keterampilan berenang dimaksudkan agar anak-anak
Muslim bisa menjadi marinir-marinir yang handal. Begitu juga dengan kecakapan
menunggang kuda agar anak-anak Muslim bisa menjadi pasukan infantri yang
tangguh, dan dengan keterampilan melempar panah dimaksudkan agar mereka bisa
menguasai peluru kendali. (Abd. Mukti, 2008:91). Semua hal ini ternyata sangat
diperlukan untuk menjalankan alat peperangan di samping pendidikan jasmani,
sebagaimana dikatakan Sulaiman Rasyid. Menurutnya, perintah menembak dengan
panah (al-ramy) dalam Hadis tersebut di atas sangat berguna bagi gerak badan atau
pendidikan jasmani.
Pengajaran memanah dan menunggang kuda menjelaskan bahwa
Rasulullah SAW memasukkan aspek jasmani sebagai satu aspek yang dibina dalam
kurikulum pendidikan. Pengajaran ini mempunyai faedah yang besar dalam
menciptakan kesehatan mental dan memberi ruang untuk melampiaskan
motivasi-motivasi serta keinginan-keinginannya, menciptakan kesehatan jasmani,
keserasian, kekuatan dan pertumbuhan yang sesuai, serta mempersiapkan diri
untuk menanggung kehidupan dan berjuang pada jalan Allah SWT.
Oleh sebab itu Islam mengajak untuk memiliki kekuatan yang
halal dan menganggap orang mukmin yang kuat jasmani, rohani atau akal dan
semangatnya, lebih dicintai Allah SWT dan lebih mulia dari pada orang mukmin
yang lemah. Juga Islam mengajak untuk membela diri dan kehormatan dan mengajak
untuk menghadapi musuh dan menghalanginya jika mereka mulai mengancam.
Di antara pendidik Islam yang menyanjung-nyanjung
kepentingan pendidikan jasmani bagi kanak-kanak pada waktu kosong mereka adalah
Imam al-Ghazali yang berkata dalam bab yang berjudul: “Latihan Jiwa dan
Pendidikan Akhlak” dalam jilid ke 3 pada kitabnya “Ihya’ Ulumuddin
5. Keterampilan
Rasulullah SAW bersabda:
اناللهيحباذاعملأحدكمالعملأنيتقنه”
Artinya: Sesungguhnya Allah suka jika seseorang mengerjakan
sesuatu pekerjaan bahwa membuatnya dengan baik (professional).”
Pendidikan Islam juga menaruh perhatian pada ilmu teknik,
praktis dan pada latihan-latihan kejuruan dan pertukangan. Perhatiannya tidak
hanya terbatas pada ilmu-ilmu dan kajian-kajian teoritis yang diperoleh melalui
pengajaran dan kajian teoritis pada cara-cara dan sumber-sumber tertulis yang
banyak mengunakan pemikiran abstrak. Pendidikan Islam tetap mementingkan
ilmu-ilmu praktis di mana pelajar menggunakan akal, tangan dan jari-jarinya. Ia
bersentuhan dengan benda-benda kasar selama mengkaji dan melatih diri, yang
akhirnya menyiapkan untuk mengembangkan keterampilan tangan (manual dexterity)
dan menciptakan produksi yang baik.
Ibnu Sina, dalam salah satu kitabnya berkata: “kalau
kanak-kanak sudah siap mempelajari al-Qur’an dan telah menghafal
prinsip-prinsip bahasa, maka pada waktu itu hendaklah ditinjau akan ke manakah
anak itu dijuruskan dalam segi pekerjaan. Kalau ia mau menjadi penulis maka
hendaklah ditambahkan untuknya pelajaran bahasa Arab, berupa pelajaran
persuratan (rasail) pidato (khutbah), perdebatan (muhawarah), dan lain-lain,
kemudian diajar hitungan syair-syair dan tulisan halus. Kalau ia ingin yang
lain maka ia harus memperbanyak pelajaran pada bidang itu. (Omar Muhammad
al-Toumy al-Syaibani, 1979: 508)
6. Bahasa, filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran
Hadis Nabi SAW menggunakan perkataan السريانية adalah untuk menggungkapkan Bahasa
Suryani. AJ. Wensinck di dalam kitabnya yang berjudul: al-Muj’am al-Mufahras li
Al-fadz al-Hadis al-Nabawi, mencatat bahwa, perkataan al-suryaniyyat tersebut
dijumpai dalam beberapa kitab Hadis, salah satu diantaranya adalah kitab :
al-Jami’ al-Sahih, Jilid 1, bab Fi Ta’lum al-Suryaniyyat karya al-Tirmidzi,
sebagai berikut:
حدثناعليبنحجرأخبرناعبدالرحمنبنأبيالزنادعنأبيهعنخارجةبنزيدعنثابتعنأبيهزيدبنثابتقال
: أمرنيرسولاللهصلىاللهعليهوسلمأنأتعلملهكتابيهودقالإنيواللهماآمنيهودعلىكتابقالفمامربينصفشهرحتىتعلمتهلهقالفلماتعلمتهكانإذاكتبإلىيهودكتبتإليهموإذاكتبواإليهقرأتلهكتابهمقالأبوعيسىهذاحديثحسنصحيح
وقدرويمنغيرهذاالوجهعنزيدبنثابترواهالأعمشعنثابتبنعبيدالأنصاريعنزيدبنثابتقالأمرنيرسولاللهصلىاللهعليهوسلمأنأتعلمالسريانيةقالالشيخالألباني
: حسنصحيح
Artinya: Zayd ibn Tsabit, ia berkata: Rasulullah SAW
memerintahkan kepadaku untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan
surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat:”Demi Allah,
sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu
menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku
mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka
aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka,
akulah yang menuliskannya; dan apabila beliau menerima surat dari mereka,
akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW. Berkata Abu
Isa Hadis ini hasan shahih.
Menurut riwayat lain, bahwa Zayd ibn Tsabit, ia berkata:
Rasulullah SAW telah menyuruh aku belajar bahasa Suryani. Berkata Syekh al-Bani
Hadis ini Hasan Shahih. (Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurat al-Tirmizy, tt:
67)
Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk
mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW
menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani?
Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi,
matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan
umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang
terdapat dalam bahasa Suryani tersebut. (Abd. Mukti, 2008: 91)
Sehubungan dengan ini, Imam Syafi’i (150/767-205/820)
mengatakan barangsiapa yang mempelajari matematika, maka pendapatnya akan kukuh
(منتعلمالحسابجزلرايه).
(Al-Mawardi, tt: 45-46). Oleh karena itu matematika sangat diperlukan dalam
memahami ilmu faraidh. Imam Ghazali (w. 505/1111) mengatakan bahwa pengetahuan
seseorang yang tidak pernah belajar logika -salah satu cabang filsafat- adalah
tidak bisa diandalkan. (Nurchalis Madjid, 1985: 47)
Perintah (Khithab) Nabi kepada Zaid ibn Tsabit itu berlaku
juga bagi semua umat Islam hingga akhir zaman. Banyak pakar Hadis yang telah
memberikan penilaian atau kritik terhadap kualitas Hadis yang diriwayatkan
al-Tirmizi ini. Salah seorang di antaranya adalah Syekh al-Bani. Menurutnya,
kualitas Hadis ini adalah Hasan Sahih. Maka hadis ini dapat dijadikan dalil
bahwa mempelajari ilmu-ilmu aqliyah dianjurkan dalam Islam. Konsekwensinya, pro
dan kontra tentang pentingnya ilmu-ilmu aqliyah dalam Islam dapat dikurangi.
Ini menunjukkan bahwa, kurikulum pendidikan Islam juga
menaruh perhatian pada pengajaran bahasa asing. Karena bahasa-bahasa itu
merupakan alat komunikasi dengan dunia luar, sarana mempelajari kebudayaan,
ilmu-ilmu pengetahuan, hikmah-hikmahnya yang bermanfaat dan juga merupakan
faktor yang menolong kerjasama antar bangsa.
Oleh sebab itu, kaum muslimin dahulu tidak segan-segan
mempelajari bahasa asing. Kebutuhan kepada bahasa semakin bertambah ketika
dunia Islam semakin luas, dan banyak bangsa-bangsa yang mempunyai
bahasa-bahasa, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan asli memasuki agama Islam yang
bahasanya perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Begitu juga kebutuhan
terhadap bahasa asing ini bertambah besar ketika kehidupan di dunia Islam
bertambah kompleks dan fungsi negara semakin banyak, keadaaan ekonomi, sosial
dan kebudayaan bertambah baik. Sehingga kebutuhan menterjemahkan apa yang
ditulis pada kebudayaan-kebudayaan lain termasuk ilmu pengetahuan, surat
menyurat, dan falsafah yang berguna untuk memberi kemaslahatan kepada
masyarakat Islam dan kebudayaan Islam. (Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani,
1979 :511)
Kisah Zaid bin Tsabit ini menunjukkan bahwa, di universitas
Islam pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad SAW, hanya membutuhkan waktu 16
hari bagi Zaid untuk mampu menguasai bahasa Suryani dengan predikat cumlaud
berbanding 16 tahun waktu yang dihabiskan oleh seorang pelajar masa sekarang
dengan perhitungan mulai dari tingkat ibtidaiyah sampai selesai jenjang
perguruan tinggi.
7. Teknik
عنانسمالكقال:
أطلبواالعلمولوبالصينفإنطلبالعلمفريضةعلىكلمسلم
ِArtinya:
Dari Anas ibn Malik berkata ia : Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina sekalipun.
Sesungguhnya menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap-tiap Muslim. (Abu Bakar
Ahmad ibn al-Husayn Al-Bayhaqi, 1990:234-235)
Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa, bangsa Cina telah
mengembangkan teknik pembuatan kertas, pembuatan mesiu, pembuatan jam dan
pembuatan kompas. Ini berarti bahwa, perintah Nabi SAW kepada umat Islam untuk
belajar ke negeri Cina mencakup mempelajari semua pengetahuan Cina tersebut.
Penggunaan kertas dalam kehidupan ilmiah dewasa ini tak bisa dihindari. Kertas
diperlukan umat Islam untuk menulis al-Qur’an, kitab-kitab, Hadis, buku-buku
agama, dan buku-buku ilmiah lainnya. Begitu juga mesiu diperlukan umat Islam
untuk mempertahankan diri dari serangan musuh-musuh mereka. Sementara jam dapat
membantu umat Islam mengetahui waktu shalat dan waktu berbuka puasa serta
imsak. Di samping itu juga tidak kalah pentingnya kegunaan kompas yakni dapat
membantu umat Islam dalam menentukan arah kiblat. Namun karena isnad Hadis
Malik ibn Anas ini sangat lemah menurut para kritikus Hadis, maka Hadis Malik
ibn Anas ini hanya bisa dijadikan pendorong (al-targhib) untuk mempelajari
semua pengetahuan teknik tersebut. Analoginya, umat Islam dewasa ini pun harus
mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknoloogi (IPTEK) sebagaimana dikenal di
Barat.
Dalam Sejarah Pendidikan Islam diketahui bahwa umat Islam
pernah membenci ilmu pengetahuan umum sejak abad pertengahan (1250-1800) karena
alasan politik semata-mata dan bukan alasan syar’i. Ada dua penyebab utama,
yaitu: Pertama, untuk memelihara kemurnian akidah umat Islam. Karena ilmu-ilmu
tersebut pernah dicurigai dan karenanya menjadi pemicu terjadinya antagonisme
antar golongan keagamaan dalam bidang agama dan politik, dan Kedua, terjadinya
kolonialisme Barat ke dunia Islam. Maka untuk membangkikan perlawanan rakyat
terhadap kaum kolonial para ulama mengeluarkan fatwa yang mengharamkan
ilmu-ilmu pengetahuan umum yang di bawa kaum kolonial ke seluruh dunia Islam
yang mereka jajah.
8. Astronomi
Rasulullah SAW bersabda:
حدَّثَنَاأَبُوبَكْرِبْنُأَبِيشَيْبَةَوَإِسْحَقُبْنُإِبْرَاهِيمَوَعَبْدُاللَّهِبْنُعُمَرَبْنِأَبَانَكُلُّهُمْعَنْحُسَيْنٍقَالَأَبُوبَكْرٍحَدَّثَنَاحُسَيْنُبْنُعَلِيٍّالْجُعْفِيُّعَنْمُجَمَّعِبْنِيَحْيَىعَنْسَعِيدِبْنِأَبِيبُرْدَةَعَنْأَبِيبُرْدَةَعَنْأَبِيهِقَالَصَلَّيْنَاالْمَغْرِبَمَعَرَسُولِاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَثُمَّقُلْنَالَوْجَلَسْنَاحَتَّىنُصَلِّيَمَعَهُالْعِشَاءَقَالَفَجَلَسْنَافَخَرَجَعَلَيْنَافَقَالَمَازِلْتُمْهَاهُنَاقُلْنَايَارَسُولَاللَّهِصَلَّيْنَامَعَكَالْمَغْرِبَثُمَّقُلْنَانَجْلِسُحَتَّىنُصَلِّيَمَعَكَالْعِشَاءَقَالَأَحْسَنْتُمْأَوْأَصَبْتُمْقَالَفَرَفَعَرَأْسَهُإِلَىالسَّمَاءِوَكَانَكَثِيرًامِمَّايَرْفَعُرَأْسَهُإِلَىالسَّمَاءِفَقَالَالنُّجُومُأَمَنَةٌلِلسَّمَاءِفَإِذَاذَهَبَتْالنُّجُومُأَتَىالسَّمَاءَمَاتُوعَدُوَأَنَاأَمَنَةٌلِأَصْحَابِيفَإِذَاذَهَبْتُأَتَىأَصْحَابِيمَايُوعَدُونَوَأَصْحَابِيأَمَنَةٌلِأُمَّتِيفَإِذَاذَهَبَأَصْحَابِيأَتَىأُمَّتِيمَايُوعَدُونَ
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya bab
Fadhail al-Shababah dengan memenuhi kelima syarat Hadis sahih, Hadis ini
tergolong Hadis shahih marfu’. Ditinjau dari sisi sanad yang berjumlah sembilan
orang, maka Hadis di atas dapat dikategorikan Hadis masyhur, dan tergolong
maqbul, karena sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang adil lagi
dabith, terhindar dari kejanggalan (syuzuz), dan tidak ada illat yang
mencacatkannya. (Nawir Yuslem, 2003:354-362)
Dengan kualitas yang demikian maka hadis ini dapat dijadikan
hujjah. Redaksi hadis yang diriwayatkan Muslim diriwayatkan juga oleh Al-Minawi
dalam kitabnya Faidh Al-Qdir dan juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam
Musnadnya.
Kajian menarik dari bintang adalah urgensi beredarnya
bintang dengan fungsinya sebagai kompas oleh lembaga pendidikan kelautan,
pengusaha travel, transportasi dan perjalanan udara pada khususnya. Allah SWT
menjelaskan dengan sumpahnya, terutama karena jarak antara bintang-bintang
mencapai jarak yang tidak dapat digambarkan oleh khayalan. Seperti kita
menemukan bintang terdekat yang terdapat dalam galaksi kita adalah matahari
yang berjarak beberapa tahun cahaya dari bumi dimana kecepatan cahaya sama
dengan 300.000 km per detik. (Kamil Abd al-Shamad Muhammad, 2007: 47)
9. Geologi.
حَدَّثَنَايَحْيَىبْنُأَيُّوبَوَقُتَيْبَةُبْنُسَعِيدٍوَعَلِيُّبْنُحُجْرٍقَالُواحَدَّثَنَاإِسْمَعِيلُوَهُوَابْنُجَعْفَرٍعَنْالْعَلَاءِبْنِعَبْدِالرَّحْمَنِعَنْعَبَّاسِبْنِسَهْلِبْنِسَعْدٍالسَّاعِدِيِّعَنْسَعِيدِبْنِزَيْدِبْنِعَمْرِوبْنِنُفَيْلٍأَنَّرَسُولَاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَمَنْاقْتَطَعَشِبْرًامِنْالْأَرْضِظُلْمًاطَوَّقَهُاللَّهُإِيَّاهُيَوْمَالْقِيَامَةِمِنْسَبْعِأَرَضِينَ
Artinya: Kami mendapat hadis dari Abu al-Yama, kami
mendapathadis dari Syu’aib dari zuhri berkata: Saya mendapat hadis dari Thalhah
bin Abdulah, bahwasanya Abdurrahman bin Amr bin Sahl menceritakan kepadanya
bahwa Said bin Zaid r.a pernah berkata: Saya mendengar Rasululah SAW bersabda:
barang siapa yang zalim menyerobot sedikit saja tanah (milik orang lain) maka
sesungguhnya ia akan dikalungkan dengan tujuh lapis bumi
Hadis ini diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih
al-Bukhari kitab Bada’u khalq, begitu pula dalam Shahih Muslim dalam Kitab
al-Musaqah Hadis tersebut secara umum melarang segala bentuk kezaliman dan
khususnya pada penyerobotan tanah orang lain tanpa mekanisme yang benar.
Sebagai penjelasan Al-Qur’an pada Surat Ibrahim /14 : 42 – 47.
Selain itu Hadis tersebut mengisyaratkan adanya tujuh lapis
bumi. Untuk memahami signifikasi isyarat kosmologis ini, tentang tujuh lapis
bumi tersebut dapat dijelaskan melalui bukti ilmiah kajian fisika tentang
struktur bumi bagian dalam yaitu: Centosphere (inti bumi), lapisan luar inti
bumi, lapisan terbawah pita bumi, lapisan tengah pita bumi, lapisan teratas
pita bumi, lapisan bawah kerak bumi. Dalam Al-Qur’an ditegaskan bahwa Allah SWT
telah menciptakan tujuh lapis bumi sebagaimana dalam QS. al-Mulk /67 : 3-4,
kemudian oleh Allah jadikan gunung-gunung di atur sebagai penyanggah kekuatan
letak bumi QS. an-Naazi’at/79: 32 serta an-Naba /78: 7.
10. Botani
حدَّثَنَاأَبُونُعَيْمٍحَدَّثَنَاسُفْيَانُعَنْعَبْدِالْمَلِكِعَنْعَمْرِوبْنِحُرَيْثٍعَنْسَعِيدِبْنِزَيْدٍرَضِيَاللَّهُعَنْهُقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَالْكَمْأَةُمِنْالْمَنِّوَمَاؤُهَاشِفَاءٌلِلْعَيْنِ
Artinya: Kami mendapatkan hadis dari Abu Nu’aim kami
mendapatkan hadis dari Sufyan dari ‘Abdil Malik dari ‘Amru ibn Huraitsin dari Sa’id
bin Zaid r.a berkata. Bersabda Rasulullah SAW: Cendawan itu sejenis manna dan
airnya dapat mengobati mata.(Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari, bab
Tafsir al-Qur’an, No. 4118)
Diantara maksud Hadis ini adalah, cendawan itu termasuk
anugerah Allah SWT yang airnya dapat mengobati sakit mata. Cendawan dalam
bahasa Arab disebut kam’ah yaitu benjolan jamur akar yang tumbuh di bawah tanah
melalui simbiosis dengan akar tumbuhan tertentu. Cendawan tumbuh di bawah tanah
sampai kedalaman 30 cm dan berkelompok, berbentuk bulat berangkai, lunak dan
warnanya berangsur-angsur dari putih, abu-abu, coklat dan hitam, aromanya bau.
Cendawan ini tumbuh pada komposisi antara pasir dalam, kerikil, dangkal dan
batu.
11. Zoologi
حدَّثَنَاعَبْدُاللَّهِبْنُيُوسُفَأَخْبَرَنَامَالِكٌعَنْعَمْرِوبْنِيَحْيَىالْمَازِنِيِّعَنْأَبِيهِقَالَسَمِعْتُأَبَاسَعِيدٍالْخُدْرِيَّقَالَقَالَرَسُولُاللَّهِصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَلَيْسَفِيمَادُونَخَمْسِذَوْدٍصَدَقَةٌمِنْالْإِبِلِوَلَيْسَفِيمَادُونَخَمْسِأَوَاقٍصَدَقَةٌوَلَيْسَفِيمَادُونَخَمْسَةِأَوْسُقٍصَدَقَةٌحَدَّثَنَامُحَمَّدُبْنُالْمُثَنَّىحَدَّثَنَاعَبْدُالْوَهَّابِقَالَحَدَّثَنِييَحْيَىبْنُسَعِيدٍقَالَأَخْبَرَنِيعَمْرٌوسَمِعَأَبَاهُعَنْأَبِيسَعِيدٍرَضِيَاللَّهُعَنْهُسَمِعْتُالنَّبِيَّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَبِهَذَا
Hadis ini memang tidak membicarakan tentang unta, namun
lebih dekat dengan pembahasan sedekah. Tetapi untuk menemukan pembicaraan unta
melalui hadis dengan menggunakan pendekatan maudhu’i berdasarkan kata unta itu
sendiri, maka hadis ini mewakili ilmu-ilmu kealaman, dimana pada diri unta
menjadi misteri dengan kemampuannya dapat bertahan hidup tanpa air. Misteri ini
terjawab oleh para ilmuwan Barat dengan penelitiannya bahwa lemak yang terdapat
pada punuk unta dapat memproduksi air. Mengenai unta ini Allah SWT berfirman
dalam QS. al-Ghaasyiyah /88 :17.
12. Fisika
حَدَّثَنَامُسْلِمُبْنُإِبْرَاهِيمَقَالَحَدَّثَنَاهِشَامٌقَالَحَدَّثَنَاقَتَادَةُعَنْأَنَسٍعَنْالنَّبِيِّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَقَالَيَخْرُجُمِنْالنَّارِمَنْقَالَلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُوَفِيقَلْبِهِوَزْنُشَعِيرَةٍمِنْخَيْرٍوَيَخْرُجُمِنْالنَّارِمَنْقَالَلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُوَفِيقَلْبِهِوَزْنُبُرَّةٍمِنْخَيْرٍوَيَخْرُجُمِنْالنَّارِمَنْقَالَلَاإِلَهَإِلَّااللَّهُوَفِيقَلْبِهِوَزْنُذَرَّةٍمِنْخَيْرٍقَالَأَبُوعَبْداللَّهِقَالَأَبَانُحَدَّثَنَاقَتَادَةُحَدَّثَنَاأَنَسٌعَنْالنَّبِيِّصَلَّىاللَّهُعَلَيْهِوَسَلَّمَمِنْإِيمَانٍمَكَانَمِنْخَيْرٍ
Sebagaimana ilmu-ilmu kealaman lainnya, para ilmuwan
menemukan atom ini pada abad ke-20 dengan temuan bahwa atom terdiri dari dari
zat radium dan uranium serta lainnya yang terdiri dari ion-ion positif maupun
negatif yang biasa disebut alpha dan gamma. Menurut Shalahuddin, sebagaimana
dikutip Muhammad Kamil Abd al-shamad bahwa pada bulan januari 1929 dua ilmuwan
Hahon dan Westersman di Berlin, mampu membelah atom uranium menjadi dua bagian
lagi yang lebih kecil dari keduanya. (Muhammad Kamil Abd al-Shamad, 2007: 370)
D. Penutup
Kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj al-dirasah, yang
berarti jalan yang terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus
tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan. Namun, hasil penelusuran
penulis dalam kitab hadis, tidak ada ditemukan kata khusus seperti manhaj
al-dirasah sebagai kata yang menunjukkan kurikulum, karenanya penulis mencoba
memahami kurikulum berdasarkan matan Hadis yang bermuatan konsep kurikulum yang
diajarkan rasul untuk dipelajari.
Hadis menyebutkan bahwa, kurikulum bersifat integral dan
komprehensif serta menjadikan al-Qur’an dan Hadis sebagai sumber utama dalam
penyusunannya. Perlu dicatat, bahwa dalam Islam tidak ada perbedaan (dichotomy)
antara ilmu-ilmu agama (al-’ulum al-naqliyyat; religious sciences) dan
ilmu-ilmu umum (al-’ulum al-naqliyyat; secular sciences). Ilmu-ilmu umum sangat
diperlukan karena dapat membantu dalam memahami ajaran-ajaran Islam, karenanya
Rasul pun menganjurkan umat Islam untuk mempelajarinya bahkan bahasa musuh
sekalipun perlu dipelajari.
Untuk mengatasi keterbelakangan umat, maka umat Islam harus
mengambil alih ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sebagaimana dikenal di
Barat pada saat ini. Hal ini sesuai dengan anjuran Hadis Nabi SAW, para sahabat
dan ulama-ulama Sunni terdahulu sebagaimana telah dijelaskan di muka. Salah
satu caranya ialah dengan memasukkan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari
Barat ke dalam kurikulum pendidikan Islam mulai dari tingkat terendah hingga
perguruaan tinggi. Adapun daftar mata pelajaran yang penulis dapatkan
berdasarkan Hadis Rasul terlampir. Wallau a’lam bi al-sawab.
DAFTAR BACAAN
Abd. Mukti, Pembaharuan Lembaga Pendidikan di Mesir studi
Tentang Sekolah-Sekolah Modern Muhammad ‘Ali Pasya, Bandung: Cita Pustaka Media
Perintis, 2008
……., Artikel Pentingnya Pendekatan Sejarah Peradaban dalam
Memahami Hadis,
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2006
Abi Isa Muhammad ibn Isa ibn Saurat al-Tirmizy, al-Jami’
al-Shahih Sunan Tirmidzi, juz. 5, Beirut: Daar Ihya al-Turas al-’Arabiy, tt
Afzalurrahman, Qur’anic Science, terj. Taufik Rahman.
Bandung: Mizan Pustaka, 2007
Ahmad ibn Hanbal Abu Abdullah al-Syiyabaani, Musnad Imam
Ahmad ibn Hanbal, juz. 1, al-Qaahirah: Mu’assasah Qurthubah, tt, 266
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,
Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa
Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pustaka al-Husna, 1986
Jamaal ‘Abdur Rahman, Athfaalul Muslimin, Kaifa Rabbaahum
Nabiyyul Amiin, (terj) Bahrun Abu Bakar Ihsan Zubaidi, Bandung: Irsyad Baitus
Salam, 2005
Komentar
Posting Komentar