Agresivitas

Agresivitas
1. Pengertian Agresivitas
Agresivitas merupakan  salah satu bentuk perilaku yang dimiliki oleh setiap orang. Freud, Mc Dougall, dan Lorenz (dalam Ekawati,2001) mengemukakan bahwa manusia mempunyai dorongan bawaan atau naluri untuk berkelahi. Sebagaimana pengalaman fisiologis rasa lapar, haus, atau bangkitnya dorongan seksual, maka dibuktikan bahwa manusia mempunyai naluri bawaan untuk berperilaku agresi.
Definisi tentang agresivitas telah dikemukakan oleh banyak ahli, sehingga sangat variatif. Baron dan Byrne (1984) mengemukakan, bahwa agresivitas adalah dorongan dasar yang dimiliki oleh manusia dan hewan, dengan tujuan menyakiti badan atau melukai perasaan orang lain. Lebih lanjut  Baron dan Byrne (1984) mengatakan bahwa perilaku agresif adalah suatu bentuk perilaku yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan orang lain.
Brigham (1991) mendefinisikan agresi sebagai perilaku yang ditujukan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun psikis. Pendapat senada diungkapkan oleh Berkowitz (1995) yang mendefinisaikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik fisik maupun mental. Ahli lain Moore dan Fibe, Aronson (Koeswara, 1988) juga mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku kekerasan baik itu secara fisik  ataupun verbal yang dilakukan seseorang dengan maksud untuk melukai atau mencelakakan orang lain baik dengan ataupun tanpa tujuan.
Medinnus dan Johnson (1976) mengemukakan bahwa agresi adalah perilaku yang bersifat menyerang, dapat berupa serangan fisik, serangan terhadap objek, serangan verbal, dan melakukan pelanggaran terhadap hak milik atau menyerang daerah orang lain. Lebih lanjut Medinus dan Johnson (1997) mengemukakan bahwa agresi adalah serangakaian tindakan atau tingkah laku yang bermaksud merugikan atau melukai.
Agresivitas dapat terjadi kapan dan dimana saja, tidak memandang waktu dan tidak peduli siapa yang akan jadi korban. Hal ini senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Dollard ( Harvey dan Smith, 1977), bahwa tindakan agresi ditujukan kepada orang lain yang menjadi sasaran dari tingkah laku tersebut.
Dari beberapa uraian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa agresivitas adalah suatu perilaku yang dimaksudkan untuk melukai atau menyakiti yang mengandung unsur kekerasan, serangan atau gangguan baik secara fisik ataupun verbal, dan merusak atau mengambil hak milik orang lain dengan atau tanpa tujuan dan korban tidak menghendaki perilaku tersebut.
2. Jenis-jenis Agresivitas

Agresi merupakan perilaku yang kompleks. Ada beberapa jenis agresi yang dikemukakan oleh para ahli, tergantung kriteria pembagian-pembagian yang digunakan.

Menurut Dodge dan Coie  (1987) agresi berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu:
       1.   Agresi reaktif, yaitu agresi yang terjadi sebagai reaksi terhadap stimulus yang dinilai mengancam. Penilaian terhadap stimulus sebagai ancaman dan pengalaman marah mendorong seseorang untuk melakukan agresi. Adapun agresi reaktif berfungsi untuk mengurangi atau melepaskan diri dari ancaman (ketidakenakan) yang dialami bukan sebagai cara untuk mendapatkan tujuan yang diinginkan.
    2.   Agresi proaktif, yaitu agresi yang dilakukan sebagai alat atau mempunyai fungsi untuk memperoleh tujuan tertentu. Agresi ini tidak berhubungan dengan provokasi maupun emosi yang menghasilkan kekuatan merusak, tetapi semata-mata diarahkan oleh beberapa tujuan eksternal yang ingin dicapai seperti makanan, barang, kekuasaan, dan wilayah.
Jersild (1975) mengelompokkan agresi menjadi dua bentuk, yaitu: (1) tingkah laku agresi yang terbuka, yaitu suatu bentuk tingkah laku yang tampak dan dapat diamati serta dapat dinilai. (2) Tingkah laku agresif yang tersembunyi, yaitu tingkah laku agresif yang tidak tampak, yang dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku yang lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pihak yang terlibat dalam Pengembangan Kurikulum

strategi marketing mix " Cappucino Cincau"

CONTOH JOBS DESCRIPTION KEPANITIAN