GERAKAN PEMIKIRAN ISLAM
Perkembangan
pemikiran Islam kontemporer yang luar biasa saat ini, sesungguhnya, dapat
diklasifikasikan dalam 5 model kecenderungan.
Pertama, fundamentalis. Yaitu, model pemikiran
yang sepenuhnya percaya pada doktrin Islam sebagai satu-satunya alternatif bagi
kebangkitan Islam dan manusia. Mereka biasanya dikenal sangat commited pada
aspek religius budaya Islam. Bagi mereka, Islam telah mencakup segala aspek
kehidupan sehingga tidak memerlukan segala teori dan metode dari luar, apalagi
Barat. Garapan utamanya adalah menghidupkan kembali Islam sebagai agama, budaya
sekaligus peradaban, dengan menyerukan untuk kembali pada sumber asli
(al-Qur'an dan Sunnah) dan mempraktekkan ajaran Islam sebagaimana yang
dilakukan Rasul dan Khulafa' al-Rasyidin. Tradisi dan Sunnah Rasul harus
dihidupkan kembali dalam kehidupan modern sebagai bentuk kebangkitan Islam.
Kedua, tradisionalis ( salaf ). Yaitu, model
pemikiran yang berusaha berpegang pada tradisi-tradisi yang telah mapan. Bagi
mereka, segala persoalan umat telah diselesaikan secara tuntas oleh para ulama
terdahulu. Tugas kita sekarang hanyalah menyatakan kembali atau merujukkan
dengannya. Perbedaan kelompok ini dengan fundamentalis terletak pada
penerimaannya pada tradisi. Fundamentalis membatasi tradisi yang diterima hanya
sampai pada khulafa' al-rasyidin , sedang tradisionalis melebarkan sampai pada
salaf al-shalih , sehingga mereka bisa menerima kitab-kitab klasik sebagai
bahan rujukannya. Hasan Hanafi pernah mengkritik model pemikiran ini. Yaitu,
bahwa tradisionalis akan menggiring pada ekslusifisme, subjektivisme dan
diterminisme.
Ketiga, reformis. Yaitu, model pemikiran yang
berusaha merekonstruksi ulang warisan budaya Islam dengan cara memberi tafsiran
baru. Menurut mereka, Islam telah mempunyai tradisi yang bagus dan mapan. Akan
tetapi, tradisi ini tidak dapat langsung diaplikasikan melainkan harus harus
dibangun kembali secara baru dengan kerangka berpikir modern dan prasyarat
rasional, sehingga bisa survive dan diterima dalam kehidupan modern. Karena
itu, mereka berbeda dengan tradisionalis yang menjaga dan menerima tradisi
seperti apa adanya.
Keempat, postradisionalis. Yaitu, model
pemikiran yang berusaha mendekonstruksi warisa Islam berdasarkan standar
modern. Model ini sesungguhnya sama dengan reformis yang menerima tradisi
dengan interpertasi baru. Perbedaannya, postadisionalis mempersyaratkan
dekonstruktif atas tradisi, bukan sekedar rekonstruktif, sehingga yang absolut
menjadi relatif dan yang ahistoris menjadi historis.
Kelima, moderinis. Yaitu, model pemikiran yang
hanya mengakui sifat rasional-ilmiah dan menolak kecenderungan mistik.
Menurutnya, tradisi masa lalu sudah tidak relevan, sehingga harus ditinggalkan.
Karakter utama gerakannya adalah keharusan berpikir kritis dalam soal keagamaan
dan kemasyarakatan. Mereka ini biasanya banyak dipengaruhi cara pandang
marxisme. Meski demikian, mereka bukan sekuler. Sebaliknya, mereka bahkan
mengkritik sekuler selain salaf. Menurutnya, kaum sekuler telah bersalah karena
berlaku eklektif terhadap Barat, sedang kaum salaf bersalah menempatkan tradisi
klasik pada posisi sakral dan shalih likulli zaman wa makan . Sebab,
kenyataannya, tradisi sekarang berbeda dengan masa lalu. Modernis menjadikan
orang lain (Barat) sebagai model, sedang salaf menjadikan masa lalu sebagai
model. Keduanya sama-sama ahistoris dan tidak kreatif, sehingga tidak akan
mampu membangun peradaban Islam ke depan.
Itulah
kecenderungan atau model pemikiran yang tampil dalam buku ini, yang terdiri
atas 19 orang tokoh pemikir Islam kontemporer, dari Timur Tengah, Asia, Afrika
dan Amerika. Hanya saja, buku ini tidak disusun berdasarkan kecenderungan
pemikiran sang tokoh melainkan diurutkan sesuai dengan abjad nama sang pemikir.
Selain itu, beberapa tokoh terkenal, seperti Arkoun dan Soroush, misalnya,
ternyata tidak masuk, meski diakui karena "kesalahan teknis". Pemikir
Indonesia sendiri juga dengan sengaja tidak dimasukkan. Itulah mungkin
"kelemahan" buku ini. Untungnya ada "Kata Pengantar" yang
menjelaskan persoalan tersebut
Komentar
Posting Komentar